Selasa, 22 Desember 2009

sang penerjang badai

Dalam lelapnya dia merana karena dia tidak pernah terlelap


bukan karena dia sang penantang matahari


juga bukan karena dia sang penakluk bulan


di dalam tubuhnya yang kusam tak ada setetes pun air mata


dalam tatapannya yang penuh arti kami tidak akan pernah bisa menyelaminya


dalam gelapNya dia tak akan pernah letih berlari sambil bernyanyi lagu dalam kalbu


ini keputusan Tuhan bukan karena tidak sayang juga bukan karena dia malang

tetapi karena ada jalan lain yang lebih tenang

Jumat, 04 Desember 2009

untuk kalian dan resapilah

Ingatlah kawan kita saling memandang

Ingatlah kawan kita sering berdendang

ingatlah kawan kita punya angan-angan

ingatlah kawan kita ini senang walau sebenarnya kita malang

kalian yang datang akan berarti hilang

dalam segenap air mata yang hampir jatuh dan setumpuk doa bermuara pada kalian,
yang tuhan kirim bak mutiara di tengah pasir yang menggerogoti jiwaku

tak akan pernah berhenti ku memutar memori di masa itu

walau ku tahu ini adalah batu loncatan bagi kami yang akan menyelami samudra luas yang penuh tanda tanya
tapi aku akan berjanji demi langit mendung di bulan desember, akan ku simpan rapih memori itu dalam sanubari yang sempit dan pengap ini

di senja yang larut karena kuningnya, kita saling berbagi suka
dan kita selalu membalut rapih duka agar menjadi suka

di malam tiada berbintang kita saling menjadi bulan yang menerangi sesama dalam gelapnya
dan menyalakan api kehangatan

mahal harganya apa yang telah aku dapatkan dari kalian,
sungguh.. Sehamal tuhan merenovasi dunia ini..
Terimakasih atas kebahagian yang kalian berikan tanpa kalian sadari.