Rabu, 27 Januari 2010

KINI NANTI SAMPAI MATI

Dalam hangatnya buayan sang kopi di pagi sutra

aku terhanyut dalam indahnya hidup dengan peri manisku yang Tuhan dendangkan demi senyum ku yang hampir punah

yang termanis kini senyummu bukan lagi gulali dari ibuku

yang terindah kini tatapanmu bukan bintang malam yang berkilauan

yang terhangat kini pelukanmu bukan lagi sinar matahari yang menyapaku tiap pagi

yang tak terlupakan kini kecupanmu bukan lagi kumpulan sajak yang dibacakan ayahku dulu

yang paling bahagia kini nanti sampai mati adalah aku yang telah mengenal kamu

Senandung dari surga...

Ketika Tuhan menciptakan ragaku dengan seisi hatinya yang menyayangimu
siapa yang tahu?

Dan aku juga tidak pernah tahu insan yang aku sayangi, menemui ajalnya

begitu juga kau tidak pernah tahu kapan insan yang menyayangimu ini menemui titik akhir Tuhan memberi ajalku

tapi aku dan kau cukup menitip janji untuk mempercayai dalam hati bahwa surga adalah tempat yang indah untuk kita bertemu

dalam harumnya malam di surga kita tak akan pernah memikirkan merpati putih lagi dan membayangkan menjadi mereka yang terbang bebas mencari surga bersama sambil bercumbu di balik awan
karena kita sudah di surga

kita juga tidak pernah peduli lagi cerita tentang dongeng negeri kayangan yang indah
karena kita sudah di surga dan surga lebih indah dari negeri kayangan dalam dongeng

kita tidak pernah bersedih lagi karena dunia yang sangat angkuh terhadap kita
karena kita sudah di surga dan di surga dilarang bersedih

kita tidak pernah lagi meminta makan pada dunia
karena kita sudah di surga dan tuhan sudah menjamu kita dengan makanan yang nikmat

aku tidak perlu lagi mencari bunga untuk mengungkapkan kasih sayang kepada mu
karena kita sudah di surga dan tuhan mempunyai taman surga sangat luas yang di tumbuhi bunga-bunga cintanya