Selasa, 22 Desember 2009

sang penerjang badai

Dalam lelapnya dia merana karena dia tidak pernah terlelap


bukan karena dia sang penantang matahari


juga bukan karena dia sang penakluk bulan


di dalam tubuhnya yang kusam tak ada setetes pun air mata


dalam tatapannya yang penuh arti kami tidak akan pernah bisa menyelaminya


dalam gelapNya dia tak akan pernah letih berlari sambil bernyanyi lagu dalam kalbu


ini keputusan Tuhan bukan karena tidak sayang juga bukan karena dia malang

tetapi karena ada jalan lain yang lebih tenang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar