Jumat, 10 Desember 2010

AIR MATA, KERINGAT, DARAH DAN NANAH INI UNTUKMU

Hujan meradang dalam malam bagai benderang

Untuk yang sekian kalinya entah sudah beberapa kali malam ini telah bisu lagi,

Butiran emosi mengalir dari indra penglihat

Sekongkoh tulang berbalut daging sepanjang kira-kira 150 centimter yang Tuhan berikan padaku melalui rahim ibuku yang kelak mungkin mejadi pilar ku.

Kini mengalun berirama kencang melandai daya pegas otak, bergemuruh radikal,

Sosoknya memang pengujiku dari Tuhan, ia alasan bagiku untuk tetap hidup, pelambung motivasi, tapi kadang sulit untuk menutupi goresan hati yang telah ia lakukan karena ketidak pahamannya melangkah.

(dek, cukup aku saja yang menangis dan merasakan darah dan nanah hidup ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar