Nama yang ku sebut sudah hilang dari lidahku tapi tak hilang dari ingatan ku
tawa ku bersamanya masih terbingkai rapih dalam dinding dinding hati ku
kami sering belajar berjalan lurus dan terus mencari apa arti kebahagian itu
tapi kini kami sudah memiliki jalan yang berbeda dimana batu sudah berlumut, air sudah mengeruh, bunga sudah melayu, darah sudah membeku, nanah sudah mengering.
Kini semuanya sudah berbeda. Yang kulihat hanya kelabuh yang tabuh
Tuhan kini jalan yang engkau berikan sudah terlihat tidak jahat walauku tersayat walau ini sepi sunyi tak ada desis kehidupanku.
Cahaya dalam langit langit redup bagai senyawa tak bernyawa
Jumat, 17 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar